Poked by The Universe #3: Hati yang Hangat

Ini adalah cerita ketiga dari tanggal 20 Juli 2024. Satu hari yang begitu banyak kebetulan yang membuat saya merasa Si Uni (panggilan sok akrab saya kepada universe atau semesta) tengah bercanda sekaligus membelai saya. Cerita #1 dan #2 nya klik di bawah:

Poked by The Universe #1: Gak Jadi Nonton Festival Musik

Poked by The Universe #2: Ben, Jody dan Anak Lelaki

 

Kami menyempatkan sholat magrib di mushola-nya Filosofi Kopi Braga, sebelum kembali ke restoran tempat kami memarkirkan mobil, sekaligus lokasi undangan makan malam ulang tahun keponakan kami.

Berjalan kembali dari Braga menyusuri Jalan Asia Afrika, saat lampu-lampu jalanan dan gedung dinyalakan untuk menghiasi Bandung yang mulai gelap.

Keluarga kami sebagian sudah ada di TKP, dan tinggal menunggu beberapa orang lagi sampai semuanya kumpul. Di ruangan yang bisa direservasi untuk meeting tersebut hanya ada tiga kelompok meja. Nah kali ini kami sekeluarga di satu meja paling panjang, di belakang kami ada dua kelompok meja lagi.

Hangat sekali malam itu, melihat anak dan para keponakan bermain (walau anak ABG kami awalnya sungkan, karena yang lain masih tergolong bocil 😊). Beberapa di antaranya sudah lama tidak ketemu. Ini pertemuan antara dua keluarga inti dari adikku dan suaminya. Setelah semua datang dan kroscek makanan masing-masing yang sudah dipesan sebelumnya, kami pun makan sambil berbincang-bincang.

Tiba-tiba, ada lagu “Happy Birthday” terdengar di pengeras suara. Sontak semua yang ada di meja kami bertepuk tangan sambil melihat keponakan yang berulang tahun. Ternyata salah! Lagu itu ditujukan untuk yang berulang tahun di meja belakang saya.

Ya! Di dua dari tiga kelompok meja, ada dua anak kecil yang berulang tahun, kami nggak ngeh. Sepertinya meja belakang saya, sudah pesan lagunya duluan. Setelah tahu bahwa kami salah, kami tidak berhenti. Kami sekeluarga malah balik badan dan terus bertepuk tangan mengiringi lagu, untuk Birthday Girl yang tidak kami kenal. Jumlah kami yang lebih banyak, ikut memeriahkan acara tiup lilin anak tersebut. Ada hangat yang menjalar di hati.

Begitu tiba giliran meja kami menyanyikan lagu Happy Birthday untuk keponakan saya, keluarga dari anak tadi juga ikut bertepuk tangan sampai lagu selesai. (Ini kok ngetiknya sambil terharu beneran ya?).

Biasa sajakah peristiwa itu? Ah, ya tidak biasa saja. Ikut senang atas kebahagiaan orang lain, bahkan merayakan dan berbagi momen di waktu yang singkat, buat saya manis sekali…

Di tengah acara makan, salah seorang kawan asal Medan kirim pesan di whatsapp. Dia sedang di Bandung dan sedang bareng kawan saya satu lagi, mengajak bertemu. Saya bilang sedang ada acara. Dia katanya akan menyusul ke tempat kami. Mengingat tempat ini harus waiting list dan sedang ramai, suami malah mengusulkan ngopi di tempat lain saja kalau berkenan, lewat dari jam 21.00. Mereka setuju cari tempat ngopi, nanti saya yang nyusul ke tempat ngopi mereka.

Sambil menunggu berita dari kawan saya itu, di meja keluarga kami masih banyak obrolan ngalor ngidul, menggoda yang mau melamar dan dilamar, kelakuan heboh bocah yang mondar-mandir, sampai akhirnya keluarga dari meja belakang saya yang anaknya ulang tahun tadi, pamit duluan. Tiba-tiba seperti dekat. Kita adalah orang asing yang berpapasan dan berbagi momen singkat, dan berpisah tanpa harus berkenalan. Damai sekali dunia rasanya…

Saya lagi-lagi merasa semesta menyapa hangat dan dekat. Dari siang hari sejak pergi dari rumah, saya merasa semua rangkaian peristiwa membuat hati ini tidak berhenti merasakan kehangatan yang menggembirakan.

 

Sebelum bubar, keluarga kami berfoto-foto, di halaman resto.

Lalu ada pesan masuk dari kawan saya tadi:

Pak Adi ngajak ke Jabarano Laswi…

Saya menoleh suami sambil memperlihatkan HP saya. “Jabarano… jadi juga!” (Biarpun bukan yang di Braga). Ya, akhirnya setelah di cerita sebelumnya kami tidak jadi, kok bisa jadi juga akhirnya… takjub sekali dengan rencana-Nya.

Suami mengangguk, segera saya jawab whatsapp nya:  boleh

 

Hei semesta… segitunya kamu godain akuuu hari ini? 😊

Aku bisa apa? Aku nurut aja… siap temui teman di Jabarano (girang hati di malam hari)

 

 

Ps: Terima kasih untuk Faya dan Prima, juga keponakan-keponakanku: Kakak Abira dan Adik Khadra the Bday Boy atas undangan makan malamnya. Terima kasih juga, berada dalam konspirasi semestaku di waktu itu 🙂

Bagian terakhir:  Poked by The Universe #4: Cerita Kawan dan Epilog Hari Ini

You may also like