#2 – Corat-coret di Toilet

Menjelang Hari Buku Nasional 17 Mei 2021, saya mau mencoba mengunggah 17 buku berbahasa Indonesia, yang pernah saya baca. Ini akan sangat menyenangkan, karena artinya saya akan kembali menelusuri rak buku saya . Belum tentu buku terlaris yang akan saya unggah. Belum tentu juga buku baru. Mungkin berbentuk ulasan, mungkin hanya tentang perasaan. Semata-mata ingin bercerita tentang sebuah buku. Coba kita lihat saja nanti jadinya bagaimana, yuk? Semoga bisa… 🙂

 

Unggahan #2 – Corat-coret di Toilet

(Kumpulan Cerpen)

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Kelima, Mei 2019

Iya, masih bukunya Eka Kurniawan yang saya pilih untuk unggahan kedua ini. Sesungguhnya, Corat-coret di Toilet diterbitkan lebih dulu (2014) daripada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (2015). Hanya saja buku milik saya ini, adalah cetakan kelima (2019) dan baru dibeli di bulan-bulan terakhir tahun 2020. Betul! untuk mengisi waktu #dirumahaja he he he…

Bagian belakang buku, ulasan singkat dari mereka yang lebih kompeten menggambarkan isi buku ini. Jadi, setelah saya ‘kenalan’ pertama kali dengan tulisan Eka Kurniawan di PPHyKMCMM, lalu membaca  Corat-coret di Toilet ini saya makin merasakan ketajaman sudut pandang penulis. Tetap, dibutuhkan kedewasaan dan kematangan untuk mencerna. ‘Dewasa’ dan ‘matang’ secara usia dan mental :D. Pesan-pesan yang dalam, dibungkus menyenangkan. Seperti cerpen Corat-coret di Toilet.

Penulis berhasil “membawa” saya ke toilet umum, membayangkan coretan-coretan yang seringkali ditemukan, lengkap bayangan situasi di dalamnya, tentu beserta baunya ;p. Nyengir, mengangguk, kadang agak jijik dan mau muntah. Tapi tentu saja bukan hanya itu yang saya dapatkan. Ujung-ujungnya banyakan senyum selama membaca, terutama di akhirnya. Beliau menginspirasi saya untuk mencoba bisa menulis lebih bebas lepas dengan ketajaman yang tetap terasa empuk dibaca.

Ayo belajar terus… ! #menyemangatidiri

You may also like