Padanya, ulang tahun tidak ada hubungannya dengan materi, walau dia tidak juga anti.
Bahkan, dia selalu mau menyibukkan diri mencari sesuatu untuk setiap hari spesial kami.
Bagaimana untuknya?
Ini memudahkan, tapi juga membingungkan.
Untuk seseorang yang tidak banyak menuntut, hadiah apa yang sekiranya istimewa?
Yang setidaknya bisa diberikan sebagai simbol rasa cinta kami padanya, di hari kelahirannya?
Daripada sebuah bingkisan penanda, apa yang lebih bermakna baginya?
Ahh… aku tahu.
Sesuatu yang abstrak, semacam puisi. Semacam persembahan dari hati.
Ahh… aku tahu.
Aku akan persembahkan satu hak istimewaku untuknya.
Begini…
Waktu aku mengandung, aku tersanjung
Teringat sebuah hadits yang mengatakan bahwa kita harus berbakti pada
Ibu, terlebih dahulu
Lalu Ibu lagi,
Ibu lagi,
Barulah ayah.
“Aku akan jadi Ibu!” Seruku (dulu), tersanjung dan bersiap menerima bakti nan istimewa di tiga kali pertama.
Namun kini, semakin sering aku merasa bahwa 3 hak pertamaku untuk menerima bakti dari anakku itu,
baiknya kuhibahkan satu.
Menurutku, ayah anakku adalah lelaki yang terlalu istimewa untuk menerima hanya satu bakti terakhir dari buah hati kami.
Kalau memang aku punya hak istimewa untuk disebut terlebih dahulu, aku terima karena aku yang mengandung dan menyusui.
Tapi, kalau saja diperkenankan, aku ingin hadiahi ayah anakku, satu jatah bakti.
.
.
.
Maka, Nak…
(kataku pada anak kami)
Berbaktilah pada Ibu,
Kemudian Ibu lagi,
(Lalu… Boleh kiranya kau langsung berbakti pada Abu, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-44?)
Abu,
Dan…Abu.
Abumu punya hak istimewa yang sama dengan Ibu, bahkan kurasa lebih.
Seringkali ia membuat Ibu bercermin, dan kemudian malu hati.
The Family Man, kataku.
Seperti judul film Nicolas Cage tahun 2000 dulu 🙂
.
Abumu istimewa karena luar biasa cintanya pada kita.
Hal detil dan sekecil apapun tentang kita, tidak pernah ia sepelekan.
Dari yang genting, hingga yang tak penting.
Dari sekadar mendengarkan kita bercerita, hingga rapat dengan kolega.
Baginya, semua sama: semuanya tentang kita.
Tentang keluarga.
Berbaktilah padanya sepenuh jiwa, dan
Jadilah lelaki seistimewa ayahmu itu.
Doakan dia agar selalu senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Sehat selalu,
Dan semoga kita bisa membuatnya bahagia, seperti usahanya untuk selalu membahagiakan kita.
Aamiin YRA…