#7 – Saya [Cinta] Indonesia

Menjelang Hari Buku Nasional 17 Mei 2021, saya mencoba mengunggah 17 buku berbahasa Indonesia, yang pernah saya baca. Dipilih secara acak, urutan unggahan juga tidak menunjukkan apa pun. Ini akan sangat menyenangkan, karena artinya saya akan kembali menelusuri rak buku saya . Belum tentu buku terlaris yang akan saya unggah. Belum tentu juga buku baru. Mungkin berbentuk ulasan, mungkin hanya tentang perasaan. Semata-mata ingin bercerita tentang sebuah buku. Coba kita lihat saja nanti jadinya bagaimana, yuk? Semoga bisa… 🙂

 

Unggahan #7 – Saya [Cinta] Indonesia

Penulis: Isman H. Suryaman, Andi Gunawan, Sammy ‘not a slim boy’, & Miund

Penerbit: Mediakita (Cetakan pertama 2012, Cetakan kedua 20013)

 

Menemukan buku ini di sebuah bursa buku (keliatan banget ya, anak diskonan). Lupa harganya. Pokoknya bertumpuk-tumpuk dengan buku-buku lain yang didiskon juga. Tapi memang begitulah, senang menemukan sesuatu yang unik seperti halnya menemukan buku Memoritimo.

Walau tahun terbitnya berdekatan dengan Merdeka dalam Bercanda, tapi saya mendapatkan buku ini baru sekitar 2-3 tahun lalu (2018-2019). Lah iya, di bursa itu (makanya jauh dari waktu terbit pertama)

Buku ini ditulis oleh empat komika, dan itu yang menarik buat saya. Saya sudah pernah baca buku Raditya Dika. Nah, kalau buku Raditya semacam novel bergenre komedi romantis, yang ini cerita-cerita pendek tentang Indonesia, sebagai hasil pengamatan yang ditangkap dan ditulis oleh empat komika ini. Rasanya ingin sekali memotret semuanya dan mengunggahnya disini, karena tulisan-tulisan tajam sekaligus lucu itu, terasa akurat. Kita bisa senyum-senyum manis asem saat membacanya.

Nih, salah satu contoh isinya, halaman 29-30. Nomor 9 itu, iya banget ya?

Saya tidak tahu apakah yang lain merasakan hal yang sama saat membaca tulisan di atas. Tapi yang pasti, itu hanya salah satu contoh dari “ocehan” di dalam buku ini yang relevan dengan kenyataan, yang pastinya lahir sebagai hasil pemikiran kritis para penulis .

***

Saya kutip sebagian pengantar dari Pandji Pragiwaksono di halaman dalam buku:

……

Ada banyak hal baru yang bisa kita pelajari akan Indonesia dari cerita-cerita lucu sekitar. Dari pengamatan dan pengalaman orang-orang luar negeri dan juga Indonesia sendiri. Banyak orang begitu menganggap remeh cerita, padahal cerita adalah cara paling sederhana, dan mungkin paling efektif untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Dalam kata lain, belajar.

 

Setuju.

 

You may also like