#12 – Aku Bisa!

Memperingati Hari Buku Nasional 17 Mei 2021, saya mencoba mengunggah 17 buku berbahasa Indonesia, yang pernah saya baca. Dipilih secara acak, urutan unggahan juga tidak menunjukkan apa-apa. Ini akan sangat menyenangkan, karena saya akan kembali menelusuri rak buku di rumah. Belum tentu buku terlaris yang akan saya unggah. Belum tentu juga buku baru. Mungkin berbentuk ulasan, mungkin hanya tentang perasaan. Semata-mata ingin bercerita tentang sebuah buku.

 

Unggahan #12 – Aku Bisa!

(Non-Fiksi)

Penulis: Tim Noura Books & Taman Gagasan Anak

Penerbit: Noura Books

(Cetakan 1, September 2015)

 

Buku ini pemberian seorang teman (yang mendesain kovernya), beberapa tahun yang lalu. Sama seperti beberapa buku yang saya unggah selama bulan Mei 2021 ini, saya agak lupa isinya. Membuka beberapa halaman awal, baru teringat kembali.

Sempat ragu, apakah ini sebuah buku yang diterjemahkan? Ternyata bukan. Hanya saja buku ini terinspirasi dari gerakan Design for Change (DFC), oleh Kiran Bir Sethi, penggagas Sekolah Riverside di India.

Pada intinya, ini adalah sebuah gagasan agar anak belajar menyelesaikan masalah dengan pemikirannya sendiri sehingga mereka dapat berkata “I can” atau “Aku bisa”, daripada berujar “Aku tidak becus” atau “Aku tidak bisa”.

Design Thinking ini disederhanakan dan diringkas melalui kerangka FIDS (Feel-Imagine-Do-Share) atau Merasakan – Membayangkan – Melakukan – Membagikan. Di dalam buku ini juga ada bab Kisah-kisah “Aku Bisa” dari  Seluruh Dunia dan Kisah-kisah “Aku Bisa” dari Indonesia yang memaparkan beberapa kisah menarik tentang anak-anak yang mampu menciptakan solusi terhadap masalah yang ditemukannya.

Menariknya lagi, di bagian akhir buku ini, disajikan lembar untuk latihan bagi anak-anak, untuk menerapkan Design for Change (halaman 152-160).

 

Langkah awal: Merasakan
Hasil setelah melalui FIDS (Feel-Imagine-Do-Share)

Lagi-lagi, setiap membaca buku parenting, hati ini suka merasa “tercolek” karena merasa banyak tidak tahu. Di halaman 62-65 buku ini, diuraikan juga bagaimana langkah-langkah yang ditempuh orang tua untuk bisa mendukung program ini.

  1. Dorong anak jadi peka
  2. Memupuk semangat bermain
  3. Pastikan ilmu yang mereka peroleh bermanfaat
  4. Walk the talk

Yuhuuu… hati ini “tercolek”! Dan lebih “tercolek” lagi saat membaca uraian lengkapnya, terutama poin 4.

Ilmu saya masih seujung kuku.

Mempraktikkannya? Duhhh masih PR banget…

 

 

 

You may also like