Detik Untuk Pulang – Bagian 1

Lorong itu gelap dan dingin. Di ujung sana, ada setitik cahaya. Tetapi sepertinya itu jauh sekali. Perempuan itu kebingungan. Ia berjalan perlahan, takut menabrak sesuatu. Takut juga tangannya menyentuh wujud  yang tidak diharapkannya. Kegelapan yang sangat pekat di sekelilingnya itu, tidak dapat dilihat batasnya. Aku ada di mana? Ia bertanya dalam hati. Ia mencoba menangkap […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (4 -Tamat)

(Cerita sebelumnya di sini…)   Beberapa permainan seru, pembagian hadiah dan waktu makan siang menghentikan sesi nostalgia. Semua alumni menyungging senyum saat berfoto, membungkus masa lalu dengan indahnya. Musik akustik mengalun, mengiringi suara-suara dari beberapa sudut ruangan. Semua terlibat dalam percakapan seru. Cerita yang tak pernah ada habisnya, terbungkus wajah-wajah kecil yang akan selalu teringat. […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (3)

  (Cerita sebelumnya di sini …)   Ruben berdiri di hadapannya. Benar, ia si pangeran itu. Berubah, tentu saja. Namun tetap proporsional. Sialan kamu, Ben! Kenapa kamu tetap seperti dulu? Perasaanku bakal repot hari ini. Kayla menggerutu dalam hati, tapi merasa konyol sendiri. Kayla berusaha sekuat tenaga mengontrol dirinya. Ia menarik napas pelan-pelan, persis seperti […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (2)

(Cerita sebelumnya di sini…)   Dalam kisah mereka, Ruben menjadi semacam ‘kepala divisi canda’ saat istirahat, sementara Kayla resmi jadi ‘kepala bagian korespondensi’.   Ruben, Terima Kasih ya, sudah dibalas. Aku senang. Oh ya, boleh aku menelpon ke rumahmu? -Kayla-   Lagi-lagi, sebuah kejutan bahwa Ruben selalu menjawab suratnya.   Halo Kayla Iya, boleh… -Ruben- […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (1)

Apakah benak superiormu masih menyimpan kisah kecil kita? Kisah itu masih terselip di sudut mungil benakku. Sesekali ada sinar berpendar lembut dari sudut mungil itu. Mungkin sekadar mengingatkan bahwa kisah kecil itu memang pernah ada.   Kecil. Lucu. Manis. Seperti kita, dulu… -Kayla-       Kayla melihat jam tangannya. Dua jam. Selama itulah ia […]

Continue Reading

Pet Putih

Cerita Pendek (Fiksi)   Saya berlari memasuki gerbong kereta api yang siap-siap berangkat. Pas-pasan! kata saya setengah lega, setengah mengutuk. Saya tidak suka nyaris terlambat, apalagi betul-betul terlambat. Saya lebih suka menunggu, daripada ditunggu. Dalam menunggu saya bisa mendapatkan pemandangan, ilmu dan cerita baru. Sementara dalam ditunggu, biasanya yang saya dapat adalah tegang dan letih. […]

Continue Reading

Kisah Tuan Co Lokan

Dua titikmu hitam. Kecil pula. Tidak seperti dua mata bulat besar milik pacar, yang indah dan berbinar. Namun, dua titik itu bisa mengalahkan indahnya mata pacar-pacar manapun.  Bahkan, dua titikmu sanggup membuat mata para pacar lebih berbinar, saat melihatmu. Seakan menemukan oase di padang pasir. Seperti mendapatkan oksigen untuk mengisi paru-paru yang sesak oleh gulungan […]

Continue Reading

Mencarimu

I’m 33 for a moment Still the man, but you see I’m a ‘they’ A kid on the way, babe A family on my mind … (100 years, Five for fighting)   Kamu mati, kataku datar menyimpulkan. Sebelumnya aku berusaha mencari padanan kata lain, menyibukkan dan menghibur diri. Meninggal (karena kamu manusia). Wafat (karena kamu […]

Continue Reading

Edisi Kangen yang Kesekian

Halo adik laki-laki! Kamu lagi apa? Bermain dengan malaikatkah?   Ah, kamu fenomenal sekali, ya! Pergi semuda itu. Iya… ‘muda’ bukan ‘mudah’   Aku tahu kamu tidak pergi ‘semudah’ itu. Kami tahu, umur 33 itu lelaki lagi ‘hot-hot’-nya Hot berkarir Hot menabung, Membangun cita-cita. Apalagi kamu belum lama menikah. Kamu berharap punya anak, lalu menolak […]

Continue Reading

Bereksplorasi Dengan Novelet

“For Sale: Baby Shoes, Never Worn” Six-words short story dari Ernest Hemingway di atas adalah salah satu karya yang menginspirasi saya. Selain hati bisa sampai menangis membacanya, cerita sesingkat itu memberikan gambaran bagi saya: betapa karya sesungguhnya tidak ada benar atau salah. Cenderung subjektif, mengikuti selera. Maka, saya tapaki pelan-pelan hasrat menulis ini. Dari remaja […]

Continue Reading