Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (3)

  (Cerita sebelumnya di sini …)   Ruben berdiri di hadapannya. Benar, ia si pangeran itu. Berubah, tentu saja. Namun tetap proporsional. Sialan kamu, Ben! Kenapa kamu tetap seperti dulu? Perasaanku bakal repot hari ini. Kayla menggerutu dalam hati, tapi merasa konyol sendiri. Kayla berusaha sekuat tenaga mengontrol dirinya. Ia menarik napas pelan-pelan, persis seperti […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (2)

(Cerita sebelumnya di sini…)   Dalam kisah mereka, Ruben menjadi semacam ‘kepala divisi canda’ saat istirahat, sementara Kayla resmi jadi ‘kepala bagian korespondensi’.   Ruben, Terima Kasih ya, sudah dibalas. Aku senang. Oh ya, boleh aku menelpon ke rumahmu? -Kayla-   Lagi-lagi, sebuah kejutan bahwa Ruben selalu menjawab suratnya.   Halo Kayla Iya, boleh… -Ruben- […]

Continue Reading

Kisah Kayla dan Pangeran Kecil (1)

Apakah benak superiormu masih menyimpan kisah kecil kita? Kisah itu masih terselip di sudut mungil benakku. Sesekali ada sinar berpendar lembut dari sudut mungil itu. Mungkin sekadar mengingatkan bahwa kisah kecil itu memang pernah ada.   Kecil. Lucu. Manis. Seperti kita, dulu… -Kayla-       Kayla melihat jam tangannya. Dua jam. Selama itulah ia […]

Continue Reading

Pet Putih

Cerita Pendek (Fiksi)   Saya berlari memasuki gerbong kereta api yang siap-siap berangkat. Pas-pasan! kata saya setengah lega, setengah mengutuk. Saya tidak suka nyaris terlambat, apalagi betul-betul terlambat. Saya lebih suka menunggu, daripada ditunggu. Dalam menunggu saya bisa mendapatkan pemandangan, ilmu dan cerita baru. Sementara dalam ditunggu, biasanya yang saya dapat adalah tegang dan letih. […]

Continue Reading

Merayakan Kebaikan Tuan Sepur (1) : Bandung – Banjar – Pangandaran

Perjalanan perdana keluarga kecil di tahun 2019 terjadi 5-6 Januari kemarin, membuat saya sulit memberi judul untuk ulasannya. Pasalnya, jalan-jalan kemarin itu adalah 30 jam 40 menit yang singkat namun padat. Dicarilah judul yang bisa merangkum cerita perjalanan Bandung – Banjar yang sedang promo (pulang pergi total hanya Rp. 21.000,- untuk tiga orang), lalu cerita […]

Continue Reading

Konmari Method: #2 Bye, Books! Thank You…

  Sortir pakaian, terlewati dengan cukup lancar. Menurut Metode Konmari, yang selanjutnya disortir setelah pakaian adalah buku. Saya, tidak menyadari bahwa ini akan lebih berat, sampai semua buku di rumah sudah tergeletak di lantai ruang kerja. Debu dibersihkan, rak tempat menyimpan dilap, buku-buku tetap ditumpuk menggunung di lantai. Saya pandangi sekilas. Gawat! mulai sortir dari […]

Continue Reading

Konmari Method: #1 “Kenalan” dan Mulai

Kenalan Hobi saya berbenah. Tidak sampai level “lebay”, tapi ada batas di mana saya tidak bisa cuek, kalau berantakannya sudah mengirim sinyal “mengganggu” . Waktu ngantor dulu, misalnya, meja saya harus kembali rapi lagi sebelum pulang. Secara berkala, saya juga suka decluttering di rumah. Biasanya, mulai gatal saat melihat banyaknya barang yang sudah tidak pada […]

Continue Reading

Kisah Tuan Co Lokan

Dua titikmu hitam. Kecil pula. Tidak seperti dua mata bulat besar milik pacar, yang indah dan berbinar. Namun, dua titik itu bisa mengalahkan indahnya mata pacar-pacar manapun.  Bahkan, dua titikmu sanggup membuat mata para pacar lebih berbinar, saat melihatmu. Seakan menemukan oase di padang pasir. Seperti mendapatkan oksigen untuk mengisi paru-paru yang sesak oleh gulungan […]

Continue Reading

Mencarimu

I’m 33 for a moment Still the man, but you see I’m a ‘they’ A kid on the way, babe A family on my mind … (100 years, Five for fighting)   Kamu mati, kataku datar menyimpulkan. Sebelumnya aku berusaha mencari padanan kata lain, menyibukkan dan menghibur diri. Meninggal (karena kamu manusia). Wafat (karena kamu […]

Continue Reading